Selamat datang dan selamat menikmati blog yang sederhana ini,..jangan lupa tinggalkan jejak sobat agar saya bisa kunjungi balik sobat,.. Terima Kasih atas waktu dan kesempatannya, semoga bermanfaat dan persahabatan kita semakin erat, Salam Blogger Indonesia,.. !!!



prettygreeting

Kamis, 17 Mei 2012

Cerita Magis di Gunung Salak (di temukannya Pesawat Sukhoi), Perempuan Cantik dan Perempuan Tua

Foto udara lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang diambil menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU dengan pilot Mayor Pnb Levi dari Lanud Atang Sanjaya, Bogor di kawasan Gunung Salak, Jawa Barat, Kamis (10/5).
Laporan: Joko Prabowo
Bogor - Pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia merupakan salah satu pesawat yang jatuh di wilayah Gunung Salak. Sebelumnya sejumlah pesawat juga pernah jatuh dan hilang di daerah tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber,Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43′ LS dan 106°44′ BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang paling sering didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus.
Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.
Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya. Bahkan sejumlah pesawat yang terbang di wilayah Gunung Salak pernah jatuh dan hilang. Saat ditemukan penumpang rata-rata dalam kondisi meninggal dunia. Hingga saat ini menimbulkan tanda tanya. Sebab, tempat jatuhnya pesawat itu dikenal angker.
Ki Achmad, paranormal asal Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, mengatakan, tidak menutup kemungkinan adanya titik pusat energi gaib yang dilintasi oleh pesawat Sukhoi.
“Ini yang dapat memengaruhi pesawat jatuh,” katanya, Jumat (11/5) malam.
Diakuinya, gunung Salak memang dihormati dan dikeramatkan masyarakat setempat. Seseorang, kata dia, harus berperilaku dan mempunyai hati yang bersih jika melintasi titik-titik yang mengandung adanya energi.
“Jika tidak maka akan ada hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Ditambahkan, tidak hanya pesawat Sukhoi yang jatuh di daerah sana. Beberapa pesawat kabarnya juga mengalami hal yang serupa.
“Banyak yang mengatakan, gunung Salak merupakan peraduan terakhir Prabu Siliwangi. Namun, hanya Tuhan yang tahu,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, Sukhoi Superjet 100 hilang kontak dalam Joy Flight kedua sekitar 14.33 WIB, saat pesawat melintas di atas Gunung Salak. Sebelum hilang kontak, sang pilot yang berasal dari Rusia telah menghubungi traffic control mengabarkan pesawat berada di atas ketinggian 10.000 kaki.
Setelah itu, pilot meminta izin untuk turun ke ketinggian 6.000 kaki. Namun, setelah itu, pilot tidak kontak lagi. Ternyata, pesawat menabrak gunung Salak hingga hancur. Pesawat itu mengangkut 45 orang, sebelumnya dikabarkan 50 orang tetapi ternyata 5 orang batal ikut terbang. Kini, bangkai pesawat telah ditemukan dan semua orang yang naik tidak ada yang diketahui hidup.
Sejumlah pendaki dan tim SAR yang ikut dalam pencarian Pesawat Sukhoi di Gunung Salak mempunyai pengalaman cerita magis. Mulai dari melanggar larangan memetik bunga hingga mimpi bersenggama dengan perempuan cantik.
Seorang yang tergabung dalam sebuah regu pada tim yang pertama kali diterjunkan ke Gunung Salak menceritakan pengalamannya saat berada pada ketinggian 1.700 kaki, pos terakhir tak jauh dari titik kordinat pesawat jatuh, Sabtu dinihari, 12 Mei. Ia dan sekitar sembilan anggota regu lainnya bermimpi aneh saat sedang tertidur.
“Kami mimpi basah secara bersamaan,” kata dia.
Anehnya, dia melanjutkan, mimpi seluruh anggota regu cukup identik. Awalnya mereka bermimpi disambut seorang wanita cantik pada sebuah rumah di puncak gunung tersebut.
“Perempuan itu menyuguhi kami air minum,” kata dia bercerita.
Tak lama berselang, mereka langsung diminta untuk istirahat. Tetapi di dalam rumah, ternyata ada banyak perempuan yang tak kalah cantiknya dengan yang menyambutnya tadi. Setelah itu, para perempuan itu mencumbu mereka selayaknya suami istri.
Namun ia mengaku tak heran dengan peristiwa tersebut karena Gunung Salak terkenal dengan kisah magisnya.
“Yah, kami memaklumi saja.”
Cerita lain dari seorang pendaki yang pernah menjelajahi Gunung Salak. Kini ia bergabung dengan tim SAR sebagai sukarelawan pencari korban Sukhoi. Menjelang pendakian, ia banyak berkonsultasi dengan masyarakat yang berada di sekitar gunung tersebut.
“Banyak pantangannya,” ujarnya.
Ia mengaku pernah menghiraukan pantangan penduduk untuk tidak mengambil bunga anggrek saat mendaki beberapa bulan lalu ke Gunung Salak. Maklum, kata dia, di sana banyak anggrek berbagai jenis yang cukup indah.
Tapi apa yang terjadi. Timnya tersesat saat ingin pulang. Sepanjang hari mereka hanya berputar di puncak Salak secara berulang sampai malam hari.
Anggrek itu pun di simpan di salah satu tempat, timnya kemudian shalat Isya. Setelah salat timnya kembali melanjutkan perjalanan pulang.
“Ternyata jalan pulang hanya ditutupi ranting padahal kami sudah beberapa kali lewat di depan ranting itu,” ujarnya seraya menggeleng kepala.
Ia juga mengaku bertemu seorang nenek-nenek berusia sekitar 80 tahun di puncak gunung tersebut. Perempuan tua yang sudah bungkuk itu berjalan sendirian di sebuah padang dengan hanya memakai pakaian tipis.
“Kami tanya mau ke mana Nek, dia bilang hanya jalan-jalan,” kata dia menirukan pernyataan nenek tersebut.
Saat ditanyai di mana tempat tinggalnya, wanita tua itu hanya menjawab,”Di sini Nak.” Nenek itu menolak di antar ke kaki gunung.
Pendaki ini melanjutkan, perempuan tua itu lalu bilang,
“Saya senang di sini karena ramai bila malam, mereka sering kasih saya makan,” tanpa menyebutkan siapa mereka yang dimaksud.
Yang mengherankan lagi, kata pendaki itu, si Nenek berbahasa Jawa kental, padahal mayoritas masyarakat di kaki gunung berbahasa Sunda. “Kami pun meninggalkan nenek itu sendirian,” ujarnya. (gk)
print this page Print This Page

3 komentar:

  1. wiiuuhh...ngeri juga sob.....................

    BalasHapus
  2. heheheee kalau ketemu aku.. tak ajak pacaran ntar.. wkwkwkwk

    BalasHapus
  3. cerita yang sangat mengerikan, ada hantunya sih...

    BalasHapus